Catatan dari Monica Petra, penulis 'You're in My Heart'
Disadari atau tidak, semakin maraknya penerbit baru bermunculan semakin ekspansif pula mereka dalam memburu penulis-penulis terbaik. Salah satu cara adalah dengan diadakannya lomba-lomba menulis novel, cerpen dll. Yang perlu diwaspadai --hal ini mengusik saya sejak lama, menjadi tanda tanya selalu setiap kali melihat pengumuman diadakan suatu lomba oleh penerbit -- sudah bonafitkah penerbit tersebut? Atau mereka hanya ingin tipu-tipu? Saya seringkali mencibir melihat -- dengan kriteria saya sendiri -- yang akhirnya bisa menangkap mau-maunya penerbt ini bagaimana. Seringkali, penerbit tidak memberikan imbalan hadiah yang cukup layak, atau yang lebih fatalnya tidak mendapat apa-apa bagi penulis nomor sekian sampai sekian, dengan alasan dijadikan antologi. Terlalu mudah untuk menjadikan ini bisnis penerbitan dengan mendapatkan naskah-naskah terbaik (melalui lomba). Tujuannya memang hanya bisnis atau bisa jadi mengatasnamakan kegiatan sosial. Perlu ditinjau kembali, "royalti akan disumbangkan untuk yayasan sosial." Apa nama yayasannya? berapa jumlahnya? dll seringkali penulis buta akan hal itu. Beberapa kali saya mengikuti antologi untuk disumbangkan, tetapi sekarang saya ingin mengerjakan segala sesuatu dengan tangan saya sendiri. Alangkah lebih fair jika penulis2 antologi tersebut juga mendapatkan laporan royalti yang disumbangkan. Tidak memungkiri bahwa saya tidak hanya ingin naskah saya dibaca tetapi juga mendapatkan apa yang layak dari kerja keras saya. Untuk lomba cerpen misalnya, dengan honor yang segitu, puaskah saya? Layakkah? Yang notabene disebut lomba, tapi honornya saja tidak beda dengan cerpen-cerpan daily yang dimuat tidak dalam event lomba (perbandingan saja. Kita akan semakin jeli, taktik penerbit itu mereka seperti apa).
Jika tidak layak bagi saya, saya tidak akan ikut. Perlu dipikirkan apakah memang penerbit hanya ingin enaknya saja. Apakah penerbit ini hanya ingin mendapatkan naskah gratis? (biasanya antologi, kalau novel ada royalti jadi tidak masalah sekalipun tidak menang tapi penerbit masih mau menerbitkan). Pikirkan baik-baik. Tuntut apa yang bisa menjadi hakmu. Berpikir, berpikir dan berpikir. Jangan pernah berhenti berpikir. Berpikirlah dengan cepat dan jadilah bijak.
Hanya ini sedikit dari pemikiran saya yang semoga bisa membuat rerkan-rekan lebih jeli dalam memillih perlombaan mana yang benar, mana yang menguntungkan, mana yang tipu-tipu, mana yang bisnis, mana yang amal, mana penerbit yang baik, mana penerbit baru, mana penerbit indie, mana penerbit yang mau bangkrut.
Sekali lagi be smart, be different!
salam kebanggaan,
Monica Petra
20.23
|
Label:
Tips Kepenulisan
|
Loves Teenlit Novel, Loves Writing, Fantasy Buff
Statistik Blog
About Me
- Asmee Na
- Just an ordinary girl who loves writing so much. Horror buff but exactly fainthearted. Follow me if you wanna be a writer too!
0 komentar:
Posting Komentar